Diberdayakan oleh Blogger.

Send Quick Massage

Nama

Email *

Pesan *

Pengikut

Blog Archive

  • This is slide 3 description. Replace this with your own description.

  • This is slide 3 description. Replace this with your own description.

  • This is slide 3 description. Replace this with your own description.

  • This is slide 3 description. Replace this with your own description.

  • This is slide 3 description. Replace this with your own description.

  • This is slide 3 description. Replace this with your own description.

Rabu, 09 September 2015

https://muhammadsubchi.files.wordpress.com/2011/04/
Lambang atau gambar yang terdapat pada Pataka Kopassus sama dengan emblem yang dikenakan setiap anggota di baretnya. Mula-mula emblem dirancang oleh Letda Inf Dodo Sukanto tahun 1955 selaku perwira Biro Pengajaran yang dibantu oleh juru gambarnya Sersan Hasan. Lambang memadukan unsur Komando (gambar pisau komando), unsur laut atau air (digambar dalam bentuk jangkar) dan udara (gambar sepasang sayap) yang dibingkai oleh tali komando. Pada tahun 1964, lambang tersebut dirampingkan dengan menempatkan gambar pisau komando dibagian depan, tetapi gambar dan tandanya pada prinsipnya tidak berubah.Lambang itulah yang dipergunakan sampai sekarang seperti terlihat di emblem maupun di Pataka Kopassus.

Penjelasan Tribuana Chandraca Satya Dharma:
a.         TRIBUANA atau Tiga Jagad:
    1)  Sebagai manusia hamba Tuhan yang diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna maka dalam pribadinya terdiri dari tiga unsur yaitu cipta, rasa dan karsa yang harus diaktualisasikan sebagai karya nyata.
     2)    Sebagai prajurit harus mampu berkiprah di tiga matra yaitu darat, laut dan udara.
b.         CHANDRACA:
     1)   Sebagai senjata ampuh berbentuk tombak bermata tiga dan hanya digunakan pada saat terakhir dalam pertempuran.
  2) Senjata ampuh yang berbentuk kecil menggambarkan bahwa Pasukan Khusus meletakkan kemampuan di atas jumlah dan digunakan untuk tugas-tugas yang bernilai strategis.
c. SATYA DHARMA: Kesetiaan dan dedikasi sebagai sifat yang tidak terpisahkan dari sifat luhur prajurit yang dijiwai Sapta Marga dan Sumpah Prajurit

Senin, 09 Februari 2015


Kisah Mayor Abdullah, dari tukang becak jadi komandan batalyon TNI

Kerja keras, kejujuran, keberanian dan tak berhenti belajar adalah kunci untuk sukses. Sosok Mayor Abdullah adalah contoh, dia seorang tukang becak buta huruf yang bisa mencapai pangkat mayor TNI. 

Saat zaman Jepang, Abdullah adalah seorang penarik becak. Saat ada sukarelawan rakyat bentukan Jepang, Abdullah ikut bergabung. Setelah sukarelawan ini dibubarkan dan Indonesia merdeka, Abdullah kembali menjadi penarik becak.

Namun darahnya mendidih saat melihat pasukan Inggris hendak menyerang Surabaya. Abdullah membentuk pasukan untuk bertempur dalam peristiwa 10 November 1945.

"Karena kepemimpinan, kecakapan dan kejujuran yang baik, dia sangat dicintai oleh para anak buahnya," tulis Soe Hok Gie dalam buku Kisah Operasi Penumpasan RMS.

Abdullah pun terus belajar. Pertama dia belajar membaca dan menulis, lalu dia mulai mempelajari bahasa Belanda dan Inggris sampai mahir. Dilahapnya berbagai buku-buku kemiliteran hingga membuatnya mahir. Abdullah terus berkarir di TNI sampai mendapat pangkat Mayor dan menjadi Komandan Batalyon.

Sayangnya pengabdian Mayor Abdullah pada bangsa dan negara tak lama. Pada tanggal 9 September 1950, Mayor Abdullah ikut menumpas pasukan Republik Maluku Selatan (RMS) di Kota Lafa. Dua peleton TNI dihadang satu peleton pasukan RMS eks pasukan baret hijau Korps Speciale Troepen. Pasukan ini mantan pasukan komando Belanda yang terkenal dengan kemampuan antigerilya dan menembak jitu.

Peleton pertama TNI menyerang dengan perahu motor. Mereka mendarat hanya 6 meter dari posisi pasukan musuh. Di tengah hujan peluru, pasukan terus menerjang maju. Pertempuran berlangsung sengit, namun akhirnya pasukan TNI berhasil membungkam sarang senapan mesin musuh. 

Di tempat inilah Mayor Abdullah gugur tertembak. Jenazahnya dimakamkan di Pulau Geser. Usaha TNI untuk memindahkan makam Mayor Abdullah ke kampung halaman tak pernah terlaksana. Sebabnya masyarakat Pulau Geser menganggap Mayor Abdullah adalah pahlawan pembebas mereka dari pasukan RMS yang semena-mena. Karena itu warga ingin mengenang Abdullah di dekat mereka.

"Bagi seorang patriot Indonesia, seluruh tanah air adalah kampung halamannya," tulis Soe Hok Gie menutup kisah ini.
Humor lucu alasan tentara Amerika tak berani serang Indonesia


Penyelam TNI AL dan US Navy bekerja sama meneliti kapal perang AS yang tenggelam di Selat Sunda. Mereka memastikan kapal yang ditemukan di sekitar perairan Banten itu adalah, USS Houston (CA 30).

Sebagian besar kapal masih utuh, namun ternyata pelat besi dan paku-paku kapal tersebut sudah hilang dicuri. Tak cuma itu, amunisi yang belum meledak juga raib dimaling. Tentu benda-benda ini berbahaya karena masih bisa meledak.

"Hasil pengkajian menunjukkan orang-orang yang tidak berwenang telah melepaskan paku keling lambung kapal dan pelat besi dari kapal perang tersebut," demikian keterangan dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Selasa (19/8).

Kisah di atas mengingatkan pada humor yang beredar di sosial media. Berikut humor lucu kenapa Pentagon tak berani serang Indonesia:

Setiap operasi militer akan dimulai dengan misi intelijen yang menyamar. Mereka bertugas mengumpulkan data di Indonesia. Nah, kalau sampai ketahuan pihak Indonesia, bisa bahaya. Tak cuma disiksa, personel yang menyamar pasti akan kena peras kiri-kanan. 

Kalau sama TKI yang katanya pahlawan devisa saja tega memeras habis-habisan, apalagi pada tentara asing yang tertangkap. 

Alasan kedua, tentara Amerika harus siaga 24 jam menjaga kendaraan tempurnya. Meleng sedikit saja, bisa hilang kendaraan tempur macam humvee. Tentara AS tahu betapa piawainya pencuri kendaraan bermotor di Indonesia. Motor dan mobil saja ditinggal sebentar masuk minimarket langsung raib.

Alasan ketiga, tentara AS takut peralatan mereka habis dikilo. Mesin perang mereka sudah diincar oleh juragan besi bekas. Begitu lengah, bermodal las besi dan linggis, tank Abrams andalan AS akan berubah jadi potongan besi siap kilo.

Faktor lain adalah soal pedagang kaki lima. Pentagon sadar jika ada keramaian di Indonesia, maka akan mengundang PKL datang. Nanti camp-camp pasukan AS akan dipenuhi oleh PKL. Mula-mula PKL itu cuma bikin lapak, lama-lama bikin bangunan semi permanen. Begitu mau ditertibkan mereka akan melawan dan mengklaim tanah itu milik mereka.

Masalah lain yang dikhawatirkan Pentagon adalah ganasnya pelajar dan mahasiswa Indonesia. Komandan Delta Force saja khawatir dengan keganasan mereka.

"Teman satu kampus saja dibacok, kampus sendiri saja dibakar. Bagaimana nanti kalau lawan kita," pikir komandan mereka.

Dengan berbagai pertimbangan itu, Pentagon tak berani menyerang Indonesia.

Senin, 02 Februari 2015

Panglima TNI, Danjen Kopassus, dan Pangkostrad datangi istana

Presiden Joko Widodo memanggil sejumlah petinggi TNI ke Istana Kepresidenan. Tampak juga mantan Kepala BIN Hendropriyono yang mengaku dipanggil Jokowi.

"Iya (dipanggil) hehehe," ujar Hendropriyono yang mengenakan batik gelap, di halaman parkir istana, Selasa (3/2).

Saat ditanya apakah terkait polemik pencalonan Kapolri Komjen Polisi Budi Gunawan, mantan tim transisi itu engga menjelaskan. Namun, dia tidak membantah akan membahas itu dengan presiden. "Nanti saja," ujarnya.

Selang beberapa menit kemudian, tampak Danjen Kopassus Mayjen Doni Monardo dan Pangkostrad Letjen TNI Mulyono datang. Keduanya enggan berkomentar, namun terlihat menuju kantor Presiden.

Tak lama, muncul Panglima TNI Jenderal Moeldoko. Namun Moeldoko berkelit hanya diajak makan siang bersama dengan presiden. Kedatangan Moeldoko disusul Setkab Andi Widjajanto.

Sebelumnya, sekretaris negara Pratikno mengatakan akan ada pembahasan terkait polemik Budi Gunawan sebagai calon kapolri terpilih. Pratikno sendiri mengakui Presiden akan memutuskan nasib Budi sesegera mungkin.

"Jadi kalau saya ke sana ini segera akan diputuskan," ujar Pratikno.

Menurut Pratikno, Presiden mempertimbangkan dampak politik yang terjadi saat ini. Tentu saja sangat indah kalau misalnya justru, misalnya Pak BG mundur. Itu kan selesai. Kalau tidak mundur berarti dilema antara politik dan hukum ini harus diselesaikan," ujarnya.

Arti kiasan badge (lencana) kwarda Jawa Barat. Sebagaimana badge kwartir daerah Jawa Tengah dan kwarda lainnya se Indonesia, lencana wilayah atau lambang kwarda Pramuka Jawa Barat pun mempunyai makna kiasan. Makna atau arti kiasan ini menggambarkan aspirasi, semangat, dan cita-cita pramuka Jawa Barat. Mengingat pentingnya, tentu arti kiasan ini perlu diketahui oleh segenap anggota Gerakan Pramuka terutama yang berdomisili di wilayah Jawa Barat.
Sebagai mana diketahui, lencana wilayah atau badge kwartir daerah merupakan salah satu tanda satuan sebagai bagian dari tanda pengenal dalam Gerakan Pramuka. Penggunaannya selain sebagai alat pendidikan (dengan makna kiasan yang terkandung di dalamnya) juga dimaksudkan sebagai tanda pengenal satuan yang dapat menunjukkan suatu lokasi, wilayah atau kwartir daerah tempat seorang pramuka tergabung. Demikian juga dengan lencana kwartir daerah Jawa Barat. Pramuka yang mengenakan tanda satuan ini berarti anggota pramuka yang tinggal dan terdaftar di kwartir daerah Jawa Barat.
Pemasangan logo atau tanda satuan lencana daerah pada pakaian seragam pramuka adalah di lengan baju sebelah kanan. Letaknya di bawah tanda lokasi (pita wilayah) kwartir cabang dan pita nomor gugusdepan. Baik pada anggota Gerakan Pramuka putra maupun putri bentuk, cara, dan lokasi pemasangannya adalah sama. Khusus bagi anggota pramuka golongan siaga, penggalang, penegak, dan pandega yang telah menyelesaikan Syarat Kecakapan Khusus (SKK), di bawah badge kwarda dapat diletakkan Tanda Kecakapan Khusus (TKK) maksimal lima buah.

pramuka Jawa Barat - pramukaria
Anggota pramuka kwarda Jawa Barat. Foto: Grup FB INFO PRAMUKA JABAR

Bentuk Lambang Kwartir Daerah Jawa Barat

Logo, lambang atau badge kwartir daerah Jawa Barat berbentuk perisai segi lima dengan warna dasar kuning. Di bagian atas lambang terdapat tulisan "JAWA BARAT" berwarna merah pada dasar berwarna putih. Di bawahnya terdapat berbagai gambar meliputi gedung sate, sepasang kitri, lingkaran putih hitam, dan pita dengan tulisan "Gemah Ripah Repeh Rapih". Masing-masing gambar tersebut mempunyai makna (arti) kiasan yang selanjutnya akan disampaikan.
Adapun bentuk gambar lambang, badge, atau lencana kwartir Gerakan Pramuka Jawa Barat adalah sebagai berikut:

Arti atau Makna Kiasan Lencana Kwarda Jawa Barat

Sebagaimana di sampaikan di awal artikel, lencana daerah, badge kwartir daerah, lambang atau logo kwarda Jawa Barat ini tidak sekedar menunjukkan pemakainya terdaftar sebagai anggota pramuka Jawa Barat belaka. Namun lambang ini juga mempunyai makna atau arti kiasan sebagai media pendidikan bagi pemakaianya. Makna ini menyiratkan aspirasi, semangat, dan cita-cita segenap anggota Gerakan Pramuka Jawa Barat.
Arti kiasan yang terkandung dalam lambang kwartir daerah Jawa Barat adalah sebagai berikut:
Tameng : melambangkan benteng diri yang tangguh, menunjukkan ketahanan dan kekuatan
Gedung Sate : melambangkan pusat pembangunan Jawa Barat
Tusuk Sate : melambangkan Tujuan Pendidikan Kepramukaan; yaitu menjadikan manusia seutuhnya menjadi manusia Pancasila
Atap atas berjumlah 3 (Tiga) lapis : menunjukkan Tri Satya Pramuka
Atap pada bagian bawah yang berjumlah 2 (dua) bagian kiri dan kanan : menunjukkan fungsi Pembina dan Majelis Pembimbing
Jendela Atas yang berjumlah 4 (empat) dan bawah 6 (enam) jadi berjumlah 10 (Sepuluh) buah : menunjukkan Dasa Dharma Pramuka
Tangga yang berjumlah 4 (empat) : menunjukkan kelompok peserta didik; Siaga, Penggalang, Penegek dan Pandega
Dua buah kitri : menunjukkan Pramuka Putra dan Putri, masing-masing kitri mempunyai inti berbentuk bulat, menunjukkan satu pribadi yang sempurna dan perlu upaya pendidikan
Akar panjang yang menusuk tanah : menunjukkan Gerakan Pendidikan Pramuka memungkinkan Sumber Daya Pramuka yang kokoh, tahan dan kuat
Lingkaran atas yang berwarna putih : melambangkan peserta didik pada awal pendidikan dalam Gerakan Pramuka baik Putra maupun Putri
Lingkaran bagian bawah berwarna hitam : melambangkan unsur pendidikan di lingkungan Gerakan Pramuka
Pita/tali : melambangkan pengikat kesatuan arah dalam Pendidikan Pramuka
Arti Kiasan warna

Warna Putih : melambangkan keterbukaan, mental pendidikan dan pembangunan, memberikan dukungan dan keyakinan akan pentingnya hasil pendidikan dan pembangunan
Warna Kuning : menunjukkan sifat agung, berderajat mulia dari arah pendidikan yang diharapkan
Warna Hitam : merupakan lambang pembinaan
Warna Hijau : menujukkan Jawa Barat makmur dan subur yang memberikan jaminan dan kemampuan pada pendidikan
Warna Merah : melambangkan keberanian dalam bersikap dan bertindak

Para pramuka, terutama anggota Gerakan Pramuka Jawa Barat, itulah bentuk, gambar, arti, dan makna kiasan lambang kwarda Jawa Barat, serta cara mengenakannya dalam pakaian seragam pramuka. Semoga mampu memberikan inspirasi, semangat, dan memotivasi kita semua.
 Soekarno marah dilarang Jenderal TB Simatupang pakai seragam
Letnan Jenderal (Purn) Tahi Bonar Simatupang telah diangkat menjadi pahlawan nasional. Simatupang merupakan peletak awal fondasi tentara Indonesia. Sejak awal Pak Sim, panggilan akrabnya, selalu ingin militer menjadi profesional.

Tentara adalah alat negara dan tunduk pada pemerintah sipil. Pak Sim pun tak suka dengan hal yang militeristik.

Presiden Soekarno pun sempat marah karena dilarang Pak Sim memakai baju bergaya militer. Soekarno sangat terkenal dengan uniform ala Bung Karno , sebuah jas putih bergaya militer dengan empat saku, plus seabrek bintang jasa di dada.

Pada Cindy Adams, wartawan asal Amerika Serikat yang menulis biografinya, Soekarno mengaku mengenakan uniform karena ingin membuat rakyat Indonesia bangga.

"Aku memakai uniform karena aku panglima tertinggi. Rakyatku sudah lama dijajah Belanda. Mereka telah dijadikan koloni selama ratusan tahun, mereka sudah lama diperbudak. Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan aku harus bisa memberikan mereka sebuah citra. Suatu kebanggaan. Karena itu aku memakai uniform," kata Soekarno panjang lebar.

Tapi wartawan cantik ini memandang lekat-lekat kedua mata Soekarno . Setengah berbisik dia berkata. "Honey, saya tidak percaya semua penjelasanmu. Saya yakin kau memakainya karena kau sadar dirimu terlihat ganteng jika mengenakan uniform."

Mendengar perkataan Cindy Adams, Soekarno terkejut. Tak menyangka wartawan wanita itu akan berani berkata demikian. Tapi Soekarno lalu tersenyum. Giliran dia yang berbisik. "Kamu benar sayangku, tapi jangan bilang siapa-siapa ya," bisik Soekarno .

Nah, Jenderal Simatupang menganggap jika presiden menggunakan uniform atau seragam militer itu menunjukkan suatu mentalitas hanya orang yang berseragam yang patut dihormati. Dia mengambil contoh para kaisar di dunia yang selalu berfoto dengan pakaian kebesaran dan tak mau menemui rakyat kalau tak mengenakan uniform. Rupanya Soekarno tak bisa menerima penjelasan Simatupang.

Pendapat Simatupang ada benarnya. Lihatlah diktator dunia seperti Hitler dan Musolini, yang selalu tampak mengenakan uniform dan tampil secara militeristik.

Bung Karno pun sempat marah. Dia bercerita pada orang-orang Simatupang melarangnya memakai uniform. Simatupang pun berusaha menjernihkan masalah itu.

"Yang benar saya katakan adalah: Bung Karno saya sebagai Kepala Staf Angkatan Perang yang mengenakan uniform, memberi hormat pada Bung Karno yang tidak memakai uniform. Sehingga dengan demikian masyarakat melihat bukan yang memakai uniform itu yang tinggi, tetapi yang tidak memakai uniform," kata Simatupang menjelaskan masalah itu dalam buku Percakapan Dengan DR TB Simatupang terbitan BPK Gunung Mulia.

Kekhawatiran Simatupang soal uniform rupanya kini terbukti. Ormas-ormas gemar mematut diri dengan seragam bak militer. Baju loreng, baret merah, sepatu boot. Kadang ormas ini malah lebih galak tentara sungguhan.

Sejarawan Patrik Matanasi yakin Soekarno bukan orang yang militeristik tapi dia setuju akan kekhawatiran Simatupang yang khawatir akan tumbuhnya sikap militeristik di Indonesia. Paham militeristik dan sikap arogan jika mengenakan seragam atau menjadi tentara ini tumbuh sejak jaman Jepang.

Saat Jepang menjajah Indonesia, mereka mengajarkan disiplin dan pendidikan ala militer sejak kanak-kanak. Mereka disuruh upacara, baris berbaris atau berlatih menggunakan tongkat. Pemuda pun mendapat latihan yang sama. Sikap ini tumbuh menjadi militerisme.

"Inilah bedanya antara perwira didikan Belanda dengan Pembela Tanah Air (PETA). Di KNIL dengan perwira didikan Belanda yang lebih profesional, yang memisahkan militer dan sipil," kata Patrik saat berbincang.

Site search